Jumat, 18 Januari 2013

Kuliah Dimana?

Siapa yang nggak pernah bingung memilih jurusan perkuliahan ba'da SMA?
Semuanya pasti pernah ya. Kalaupun nggak pernah ya itu emang niatnya dari awal udah pengen ke pesantren aja. Masalahnya sekarang, masa SMA adalah masa labil, gimana bisa disuruh milih coba?
Nggak usah jauh-jauh, aku sendiri aja bingung banget sampe galau. Kalau lagi sendiri gitu suka melamun sama liatin langit, menatap dengan tatapan kosong sambil bilang "aku lapar". Maaf, jangan bunuh saya ._.v


Nah, postingan ini terlahir karena sepatah kata dari seorang penjual legen dekat rumah yang kebetulan saat itu aku lagi beli buat si Fred. Yaa tau kan pertanyaan wajib yang ditanyakan kepada siswa kelas 3 SMA macam aku gini, bukan kapan nikah, tapi "mau kuliah dimana?" atau yang lebih kompleks "mau jadi apa?". 2 pertanyaan itu meskipun sangat simple tapi sangat menyayat hati. Akhirnya aku hanya terdiam tak menjawab. Lalu sang penjual legen itu bilang, "dulu saat SD gampang banget bilang aku mau jadi dokter, pilot, astronot. Setelah tumbuh lebih dewasa keinginan itu mulai hilang karena sudah mengenal sulitnya hidup". Begitulah kata-kata bijak dari seorang penjual legen meskipun tidak dalam bahasa Indonesia sebenarnya dan bukan pak Mario Teguh yang sebenarnya.

Sejak saat itu, seakan-akan mendapat petunjuk dari Tuhan tentang kegalauanku memilih jurusan dan PTN, aku sering mendapati kata-kata bijak seperti kata sang penjual legen. Contohnya saat melihat acara Hitam Putih edisi Bopak. Om Ded juga bilang kayak pak penjual legen, tapi diakhirnya dia bilang kenapa waktu kecil diajari aku ingin menjadi dokter lah, polisi lah, atau bahkan presiden. Lalu pada akhirnya semua itu sirna karena mungkin tidak sesuai dengan kondisinya dan seakan-akan menjadi keinginan yang terlalu tinggi untuk digapai. Kenapa waktu kecil tidak diajari aku tidak ingin menjadi pengemis mungkin, pemungut sampah, penjual, sopir dan lain-lain sehingga akan lebih termotivasi.

Lalu ada lagi kata Agnes Monica. Dia bilang kenapa kita, orang dewasa, tidak bisa berkata lantang tentang keinginan atau cita-cita kita seperti anak kecil umur 5 tahun yang saat ditanya ingin jadi apa, dia dengan lantang dan penuh percaya diri menjawab ingin menjadi dokter.

Intinya sama sih, kenapa cita-cita kadang berkebalikan dengan kondisi kita, entah fisik, psikis, keluarga, kesehatan, ekonomi, bahkan prospek kerja. Kadang yang paling ditakutkan saat memilih jurusan perkuliahan adalah 'akan kerja dimana aku nanti?'. Bahkan nih ya, bingung milih karena gengsi, takut jurusan ecek-ecek asal bisa masuk PTN favorit. Padahal everything happens for a reason dan jurusan ada karena suatu alasan. Emang bener kata pepatah, lebih gampang milih pelembab daripada milih jurusan buat kuliah.
Jadi sok Mario Teguh banget lama-lama, biarin cuma si penjual legen yang jadi Mario Teguh, yang penting doain semoga diri ini bisa lulus UNAS terus masuk PTN yang sesuai. Amiiiin.







0 coments:

Posting Komentar